PRESTASI
merupakan impian bagi semua orang. Prestasi juga menjadi salah satu barometer
kesuksesan seseorang. Selain itu, prestasi biasanya akan menjadi prestise bagi
peraihnya sehingga menciptakan kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Prestasi
berada di semua area kehidupan manusia, baik individu maupun sosial.
Seseorang dapat dikategorikan berprestasi, jika berhasil mencapai lebih dari orang-orang yang melakukan pekerjaan serupa. Apabila masih berada di tataran yang setara, belum dapat dinyatakan berprestasi. Contoh, seseorang mengikuti perlombaan. Maka, orang tersebut dapat dikatakan berprestasi jika dapat menduduki level tertinggi dalam perlombaan tersebut.
Seseorang dapat dikategorikan berprestasi, jika berhasil mencapai lebih dari orang-orang yang melakukan pekerjaan serupa. Apabila masih berada di tataran yang setara, belum dapat dinyatakan berprestasi. Contoh, seseorang mengikuti perlombaan. Maka, orang tersebut dapat dikatakan berprestasi jika dapat menduduki level tertinggi dalam perlombaan tersebut.
Mencapai
prestasi bukan perkara mudah bagi setiap orang. Meraih prestasi memerlukan
bekal kecakapan, motivasi, dan kepercayaan diri yang tinggi. Prestasi tidak dapat
diraih tanpa usaha yang gigih dan penuh dengan keyakinan. Bagaikan mendaki
gunung, akan berhasil mencapai puncak jika memiliki kekuatan, pengetahuan dan
keterampilan yang handal. Di samping itu, perbekalan yang cukup sangat perlu.
Semangat juang yang tinggi pun sangat menentukan keberhasilan seseorang
mencapai puncak prestasi
Pada dasarnya semua orang memiliki keinginan memperoleh prestasi.
Anak-anak,
remaja dan dewasa memiliki keinginan meraih presatsi. Semua menginginkan
prestasi karena prestasi akan meningkatkan prestise diri sekaligus
komunitasnya. Jika seseorang berprestasi, otomatis kelompok dan keluarganya
akan memiliki kebanggaan. Demikian halnya sekolah. Sebagai lembaga pendidikan
yang menaungi berbagai macan aktivitas dan kreativitas warganya. Semua sekolah
pasti memiliki keinginan semua orang yang berada di dalamnya memiliki prestasi
dalam bidangnya masing-masing.
Siswa diharapkan tidak sekadar melakukan proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dasar akademik. Akan tetapi, diharapkan siswa mampu menunjukkan prestasi yang dapat membanggakan diri, keluarga, dan almamaternya.
Siswa diharapkan tidak sekadar melakukan proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dasar akademik. Akan tetapi, diharapkan siswa mampu menunjukkan prestasi yang dapat membanggakan diri, keluarga, dan almamaternya.
Sekolah
akan dikategorikan berprestasi apabila mampu unggul dalam berbagai kompetisi.
Tidak hanya kompetisi yang bersifat kolektif yang akan mendongkrak prestise sekolah,
prestasi siswa secara individu pun sangat memegang peranan penting. Semakin
banyak siswa yang berprestasi, semakin tinggilah prestise suatu sekolah.
Bagaimana
peran guru dalam menghantarkan para siswa untuk berprestasi? Tidak sesederhana
yang dibayangkan, sehingga banyak guru yang cenderung pesimis jika mendapatkan
siswa yang dianggapnya kurang berpotensi. Sering kali guru hanya melihat
potensi siswa dari kecakapannya dalam suatu bidang. Memang kecakapan dalam
bidang tertentu menjadi bekal siswa untuk menghadapi kompetisi. Padahal ada hal
yang lebih penting sebagai bekal siswa untuk mencapai prestasi, yaitu motivasi
dan kepercayaan diri. Kecakapan dapat diupayakan untuk diperkaya. Jika siswa
memiliki motivasi yang kuat, maka kecakapan akan lebih cepat diperoleh.
Jika
bicara tentang motivasi, maka berkaitan dengan pembentuk motivasi tersebut,
yaitu internal dan eksternal. Siswa akan berhasil mencapai prestasi apabila
memiliki keduanya. Motivasi internal dibentuk dalam diri siswa. Dorongan yang
kuat untuk mencapai sesuatu yang diidamkan merupakan bekal yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan. Akan tetapi, motivasi yang berasal dari luar
diri siswa yang mampu diinternalisasi akan menjadi faktor pendukung yang sangat
kuat. Apabila siswa telah memiliki keduanya, maka kepercayaan diri akan timbul.
Lalu
dari mana siswa mendapatkan motivasi eksternal yang mujarab? Jawabannya pasti,
yaitu berasal lingkungan sekitar. Lingkungan keluarga, sosial di luar rumah,
termasuk lingkungan sekolah. Prestasi-prestasi warga sekolah yang mendahului
seorang siswa yang sedang berjuang menuju prestasi, akan sangat berpengaruh.
Contohnya, jika banyak siswa yang berprestasi, maka akan memotivasi siswa yang
lain.
Selain
prestasi-prestasi siswa di suatu sekolah, yang dapat mendongkrak motivasi siswa
dalam mencapai prestasi ialah guru. Guru tidak sekadar berfungsi sebagai
pengajar, juga harus menjadi sumber inspirasi para siswanya. Guru yang
bagaimana yang inspiratif?
Guru
inspiratif
Guru dalam istilah masyarakat ialah yang digugu dan ditiru. Dari kalimat itu, tersirat makna yang dalam. Orang yang harus digugu artinya harus mampu menjadi sosok yang disegani dan pantas ditaati kebijakan dan kebijaksanaannya. Guru yang tidak bijak, maka sulit untuk disegani siswa, sehingga siswa sulit mengikuti arahan-arahannya. Ditiru artinya patut dijadikan teladan atau contoh. Guru harus menampakkan loyalitas, profesionalitas, demokratis, adil, senantiasa menampakkan semangat kerja dan dedikasi yang tinggi. Tak ketinggalan hal penting bagi guru adalah berkarya dan berprestasi. Guru bisa berprestasi dalam bidang akademik dan nonakademik, misalnya bidang sosial kemasyarakatan.
Guru dalam istilah masyarakat ialah yang digugu dan ditiru. Dari kalimat itu, tersirat makna yang dalam. Orang yang harus digugu artinya harus mampu menjadi sosok yang disegani dan pantas ditaati kebijakan dan kebijaksanaannya. Guru yang tidak bijak, maka sulit untuk disegani siswa, sehingga siswa sulit mengikuti arahan-arahannya. Ditiru artinya patut dijadikan teladan atau contoh. Guru harus menampakkan loyalitas, profesionalitas, demokratis, adil, senantiasa menampakkan semangat kerja dan dedikasi yang tinggi. Tak ketinggalan hal penting bagi guru adalah berkarya dan berprestasi. Guru bisa berprestasi dalam bidang akademik dan nonakademik, misalnya bidang sosial kemasyarakatan.
Jika
guru berkarya, siswa melihat dengan nyata. Karya adalah bukti fisik yang mampu
berbicara dengan jujur kepada para siswa, bahwa gurunya telah mimiliki
kompetensi. Guru tidak hanya menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran,
tapi memiliki karya yang dapat meyakinkan siswa akan kompetensinya. Lebih dari
sekadar berkarya, guru perlu memiliki legitimitas dalam mendorong siswa untuk
berprestasi.
Guru
yang selalu bertindak positif, kreatif, peduli terhadap prestasi siswa akan
menebarkan aura positif pada siswa maupun rekan sesama guru. Siswa akan
menemukan inspirasi untuk hal-hal yang positif dan menguntungkan.
Kepedulian
guru akan membangun daya juang siswa untuk merealisasikan inspirasi yang
didapatkannya. Dengan demikian, guru memang dituntut menerapkan,” Ing ngarso
sungtulodho, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani”. ***
0 komentar:
Posting Komentar